Mengenal Goodharts Law

Goodhart’s Law adalah konsep yang berasal dari bidang ekonomi dan statistik yang menyatakan bahwa “ketika sebuah metrik menjadi target, maka metrik tersebut kehilangan validitasnya sebagai alat ukur.”
Goodhart’s Law diungkapkan oleh ekonom Charles Goodhart pada tahun 1975 saat ia menjelaskan mengapa indikator moneter yang digunakan untuk mengukur inflasi dan aktivitas ekonomi tidak lagi efektif setelah digunakan sebagai target kebijakan moneter. Goodhart menunjukkan bahwa ketika suatu indikator ekonomi seperti tingkat suku bunga atau pertumbuhan uang dipilih sebagai target kebijakan moneter, orang dan lembaga ekonomi akan berusaha memanipulasi variabel tersebut untuk memenuhi target, sehingga mengaburkan hubungan yang sebenarnya antara indikator tersebut dengan tujuan kebijakan yang lebih luas.
Penerapan Goodhart’s Law tidak hanya terbatas pada ekonomi, tetapi juga dapat diterapkan di berbagai bidang seperti manajemen, pendidikan, dan teknologi. Misalnya, dalam konteks manajemen, jika produktivitas individu diukur dengan jumlah tugas yang diselesaikan, individu mungkin akan cenderung menyelesaikan tugas yang lebih sederhana atau mengabaikan aspek kualitas kerja karena fokus mereka pada mencapai target jumlah.
Implikasi dari Goodhart’s Law adalah bahwa ketika kita menggunakan metrik tertentu sebagai ukuran kinerja atau target, kita harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya distorsi dan dampak negatif yang mungkin terjadi. Orang dapat menyesuaikan perilaku mereka untuk mencapai metrik tersebut tanpa benar-benar memperbaiki hasil yang ingin dicapai.
Dalam konteks Goodhart’s Law, “metrik” mengacu pada ukuran atau indikator yang digunakan untuk mengukur atau menilai kinerja atau keberhasilan dalam suatu domain tertentu. Metrik ini dapat berupa angka atau statistik yang digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh pemahaman tentang prestasi atau hasil yang ingin dicapai.
Dalam rangka mengatasi Goodhart’s Law, penting untuk menggunakan berbagai metrik dan mempertimbangkan konteks yang lebih luas. Dengan memperhatikan berbagai faktor yang relevan dan tidak hanya terpaku pada satu metrik tunggal, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif dan mencegah distorsi yang tidak diinginkan.
Goodhart’s Law dalam Pendidikan
Berikut adalah contoh Goodhart’s Law dalam konteks pendidikan:
Misalkan sebuah sekolah menetapkan tingkat kelulusan ujian sebagai metrik utama untuk mengukur kualitas pendidikan. Jika tingkat kelulusan ujian menjadi target yang harus dicapai oleh sekolah dan guru, maka ada kemungkinan bahwa sekolah dan guru akan berfokus pada mempertahankan atau meningkatkan tingkat kelulusan tersebut.
Dalam hal ini, para guru mungkin akan mengarahkan upaya mereka pada latihan ujian yang intensif dan pengajaran yang terfokus pada materi yang diujikan. Mereka dapat mengabaikan aspek pendidikan yang lebih luas seperti keterampilan kritis, kreativitas, atau pemahaman mendalam tentang materi pelajaran. Tujuan pendidikan yang lebih komprehensif mungkin terlupakan atau diabaikan demi mencapai tingkat kelulusan yang tinggi.
Akibatnya, siswa dapat belajar hanya untuk menghadapi ujian, bukan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam atau keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mungkin menguasai strategi belajar yang hanya berfokus pada menangani soal-soal ujian, tetapi tidak benar-benar mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang subjek yang dipelajari.
Dalam hal ini, Goodhart’s Law berlaku karena tingkat kelulusan ujian, yang semula merupakan indikator kualitas pendidikan, kehilangan validitasnya sebagai alat ukur karena telah menjadi target yang dimanipulasi. Dampaknya adalah terjadi distorsi dalam pengalaman belajar siswa dan fokus yang terlalu sempit pada tujuan ujian.
Untuk menghindari implikasi negatif Goodhart’s Law dalam pendidikan, penting untuk menggunakan berbagai indikator dan metrik yang mencakup aspek kualitatif dan kuantitatif pendidikan. Hal ini dapat mencakup evaluasi formatif, pengukuran keterampilan sosial dan emosional, penilaian portofolio, dan observasi langsung. Dengan cara ini, pendidikan dapat lebih komprehensif dan melampaui target yang sempit dan manipulatif.
Goodhart’s Law dalam Bisnis
Misalkan suatu perusahaan menetapkan metrik penjualan bulanan sebagai target kinerja utama untuk tim penjualan. Jika penjualan bulanan menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan yang dikejar, ada kemungkinan tim penjualan akan berfokus hanya pada mencapai angka penjualan yang tinggi tanpa mempertimbangkan faktor lain yang penting.
Dalam upaya mencapai target penjualan bulanan, tim penjualan mungkin memberikan diskon besar-besaran atau menawarkan insentif yang tidak berkelanjutan hanya untuk mendorong pelanggan melakukan pembelian sebanyak mungkin dalam jangka pendek. Akibatnya, mungkin terjadi penurunan margin keuntungan, pelanggan dapat memanfaatkan diskon sementara dan tidak memiliki loyalitas jangka panjang terhadap merek atau produk, dan kualitas layanan atau dukungan pelanggan bisa terabaikan.
Dalam contoh ini, Goodhart’s Law berlaku karena metrik penjualan bulanan yang semula digunakan sebagai indikator kesuksesan bisnis kehilangan validitasnya sebagai alat ukur kinerja karena menjadi target yang dimanipulasi. Hasilnya, fokus pada angka penjualan bulanan dapat mengaburkan aspek penting lainnya seperti keuntungan, kepuasan pelanggan, dan keberlanjutan bisnis jangka panjang.
Untuk mengatasi implikasi negatif Goodhart’s Law dalam bisnis, penting untuk menggunakan berbagai metrik dan indikator kinerja yang saling melengkapi. Selain penjualan bulanan, perusahaan juga harus memperhatikan faktor-faktor seperti margin keuntungan, tingkat kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, reputasi merek, dan inovasi produk atau layanan. Dengan cara ini, perusahaan dapat mempertahankan pandangan yang lebih holistik dan mencegah manipulasi yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi jika hanya satu metrik yang menjadi fokus utama.
Goodhart’s Law dalam Mengatasi Permasalahan
Goodhart’s Law menyajikan tantangan dalam penggunaan metrik atau indikator sebagai target kinerja atau alat pengukuran. Namun, pemahaman akan Goodhart’s Law juga dapat membantu dalam mengatasi permasalahan yang muncul. Berikut adalah beberapa cara penggunaan Goodhart’s Law dalam mengatasi permasalahan:
- Diversifikasi metrik: Alih-alih mengandalkan satu metrik tunggal, menggunakan berbagai metrik dan indikator yang saling melengkapi. Dengan mengamati berbagai aspek kinerja, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang situasi yang sedang dihadapi.
- Konteks dan analisis lebih luas: Saat menggunakan metrik, penting untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas dan melakukan analisis mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan memahami hubungan dan interaksi yang kompleks antara metrik dan tujuan yang ingin dicapai, kita dapat mencegah manipulasi atau distorsi yang tidak diinginkan.
- Evaluasi terhadap target alternatif: Daripada hanya fokus pada satu metrik yang dapat dimanipulasi, pertimbangkan menggunakan target alternatif yang lebih sulit dimanipulasi dan lebih berhubungan dengan tujuan yang sebenarnya. Misalnya, daripada hanya mempertimbangkan jumlah penjualan, perusahaan juga dapat memperhatikan pertumbuhan pelanggan, kepuasan pelanggan, atau keuntungan bersih.
- Menggunakan metrik sebagai panduan, bukan tujuan akhir: Alih-alih menjadikan metrik sebagai tujuan akhir, pergunakan metrik sebagai panduan atau alat bantu dalam mengukur kemajuan menuju tujuan yang lebih luas. Penting untuk mempertimbangkan tujuan jangka panjang dan dampak keseluruhan dari tindakan yang diambil, bukan hanya memaksimalkan metrik pada saat ini.
- Monitoring dan adaptasi kontinu: Selalu lakukan monitoring dan evaluasi kontinu terhadap metrik yang digunakan. Jika terjadi distorsi atau manipulasi yang tidak diinginkan, lakukan penyesuaian dan perubahan yang diperlukan. Fleksibilitas dan adaptasi penting untuk menjaga validitas dan efektivitas metrik seiring waktu.
Dalam penggunaan metrik atau indikator, penting untuk memahami dan waspada terhadap potensi Goodhart’s Law. Dengan pendekatan yang bijaksana dan penggunaan metrik yang seimbang, kita dapat menghindari efek negatif dan memanfaatkan metrik sebagai alat yang berguna untuk mencapai tujuan yang diinginkan.




